Rabu, 13 Juni 2012

Contoh Identifikasi Buku Ilmiah


Nama Pengarang           : A. Musthofa Bisri
Penerbit                         : Kompas
Tahun Terbit                  : 2011
Judul Buku Ilmiah        :MEMBUKA PINTU LANGIT MOMENTUM PENGEVALUASI   PERILAKU
            Buku ini berisi mengenai akhlak keseharian, pada bab yang pertama mengenai penyegaran akhlak yang selama ini tanpa kita sadari bahwa sesungguhnya perbuatan yang sering dilakukan kita adalah sebuah perbuatan yang salah akan tetapi karena terlalu sering dan dapat dikatakan sudah membudaya, jadi terlihat biasa saja tidak ada yang tabu dengan perbuatan yang kurang baik tersebut. Sebagai contoh yaitu marah, sekarang kita melihat di rumah, di jalanan, di lapangan bola, di gedung DPR, bahkan di tempat-tempat ibadah, kita menyaksikan saja orang yang marah-marah. Tidak hanya laku dan tindakan, ujaran dan kata-kata pun seolah-olah dipilih yang kasar dan menusuk. Seolah-olah di negeri ini tidak lagi ada ruang untuk ketentuan pergaulah. Pers pun-aalagi teve-tampaknya suka dengan berita dan tayangan-tayangan kemarahan, dan banyak lagi yang lain intinya penulis mengajak kepada para pembaca untuk merefleksi tingkah laku masyarakat jaman sekarang yang dikaikan dengan ajaran islam apakah sudah esuai dengan ajaran syariat Islam atau menyimpang.
            Pada bab dua, membahas kepentingan menjadi panglima. Disini disajikan berbagai sejarah atau bencana yang getir, apalagi kegetiran tahun lalu itu masih terus berlanjut. Ya, bencana-bencana yang membuat pahit kehidupan di negeri kita tahun yang lalu, masih terus berlanjut. Bencana-bencana yang tampak ‘alami’ seperti debu vulkanik, tanah longsor, banjir dan lain sebagainya, maupun yang dipaksakan tampak ‘alami’ seperti lumpur lapindo, kecelakaan kereta api, dan lain sebagainya, masih berlanjut. Belum lagi bencana-bencana yang sulit sekali disebut sebagai ‘alami’ seperti korupsi, mafia kasus, kekerasan sosial, dan kekonyolan-kekonyolan lain yang tak kunjung henti. Apakah musibah yang secara berturut-turut menimpa negeri ini terjadi gara-gara tingkah laku kita yang menyalahi syariat atau memang gara-gara yang lain, mungkin saja benar, semua ini karena ulah kita sendiri para pemimpin yang tidak konsisten, tidak sesuai dengan janji-janji yang diucapkan pada saat kampanye. Jadi penulis mengajak untuk merefleksi mengenai kepemimpinan di muka bumi ini yang dikaitkan dengan terjadinya berbagai kerusakan di bumi ini.
            Bab tiga memaknai azab dan musibah, penulis memaparkan berbagai contoh azab dan musibah untuuk mengajak para pembaca dapat sadar akan azab yang ditimpakan kepada kita semua, agar memperbaiki sikap dan senantiasa mendekatkan diri kapada Allah SWT.
            Bab empat syahwat politik, penulis menyampakan bahwasannya sejak tahun 1955 orang NU sering berbicar soal “kue kekuasaan” dan ngersulo ikut berjuang, tapi tak pernah kebagian apa-apa atau degan istilah yang lebih popular “ikut mendorong mobil, setelah itu ditinggalkan”?, penulis sendiri berpikir sebenarnya bukan orang lain yang tidak mau berbagi dengan kita, tapi kita sendirilah yang tak kunjung pantas mendapat bagian, bukan orang lain yang meninggalkan kita, tapi kitalah yang tak kunjung pantas diajak. Jadi penulis mengkritik mengenai politik dari NU yang kualitasnya semakin menurun dibandingkan dengan yang dulu, dan mencoba membangkitkan semangat para pembaca untuk melanjutkan perjuangan yang sudah dilakukan oleh para pejuang pendahulu kita.
            Bab 5 membuka pintu langit, menurut pengertian dalam buku tersebut di antaranya mengatakan pintu langit (dalam riwayat lain: pintu sorga) mempunyai arti diturunkannya rahmat Allah dan dibukanya peluang diterimanya amal-amal baik hamba-Nya. Membuka pintu langit pun member peluang kepada kita seberapa besar kita mengabdi kepada-Nya. Hanya Dia yang mengetahui seberapa besar ganjaran yang dilimpahkan kepada kita. Sebuah momentum untuk mengevaluasi perilaku kita.        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar