Rabu, 18 April 2012

PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH


PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH
            Dalam penulisan karya tulis ilmiah, proses penyuntingan sangat penting untuk dilakuakan, penyuntingan merupakan aktifitas menyiapkan naskah dan sebagainya untuk diedarkan atau diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan memperhatikan tata penyajiannya.
            Dalam proses penyuntingan yang dilakukan pada isi. Paragraf, ragangan atau outline harus memperhatikan aturan-aturan yang telah ditentukan. Misalnya dalam penyuntingan paragraph perlu memperhatikan susunan kata. Dalam penyuntingan ragangan perlu memperhatikan kesempurnaan dari gagasan karya tulis dan lain sebagainya.
            Dapat dikatakan bahwa baik atau tidaknya suatu karya tulis ilmiah harus mampu lolos dari proses editing karya tulis ilmiah.
1.      Memahami hakikat editing karya tulis ilmiah
Penyuntingan adalah aktifitas menyiapkan naskah dan sebagainya untuk diedarkan dan diterbitkan dalam bentuk cetakan dengan memperhatikan tata penyajiannya. Untuk menjadi penyunting (editor) yang baik dan bertanggung jawab, seseorang hendaklah memahami dan menghayati eksistensi profesionalisme penyyuntingan diantaranya:
a.       Memahami prinsip tata permainan bahsa-bahasa.
b.      Memahami teknik penulisan sesuai dengan laras tulisan dan sekaligus memahami tata permainan bahasa dalam bahasa tulis.
c.       Memahami pertalian erat antara dunia penulisan dan dunia marketing.
d.      Yakin bahwa topik yang ditulis akan mendatangkan pencerahan bagi pembaca.
e.       Jernih dan objektif dalam menyikapi perbedaan pendapat.
f.       Memahami kecenderungan yang berlangsung dan berkembang terus-menerus dalam masyarakat.  
2.      Editing isi/ materi/ gagasan
Isi/ materi/ gagasan sebuah karya tulis ilmiah sangat mempengaruhi diterima atau tidaknya oleh pembaca, maka dari itu hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam suatu isi adalah:
a.       Perbaikan daya tarik
b.      Bahasa komunikatif
c.       Tata karma penulisan feature
d.      Perombakan alenia naïf dan pedant
e.       nada penulisan yang bersahabat

3.      Editing paragraf
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengeditan paragraph karya tulis ilmiah agar menjadi paragraf yang efektif adalah:
a.       Ungkapan tindakan penting dengan kata kerja yang tepat,bukan dengan kata benda.
b.      Letakkan pelaku sebagai subjek sedekat mungkin dengan kata kerjanya.
c.       Letakkan informasi yang lebih singkat sebelum infomasi yang panjang dan kompleks.
d.      Pelihara integritas atau kesatuan (Co-Core-Others)
e.       Letakkan informasi yang familiar dan berulang di awal kallimat.
f.       Letakkan informasi baru dan tidak terduga di akhir kalimat dan berilah penekanan (stress).
g.      Susunlah tali-tali topik untuk membentuk paparan informasi yang koheren dan konsisten.
h.      Buatlah rancangan issue untuk setiap paragraf tulisan dan setiap issue harus berkaitan dengan isi diskusi.
i.        Rumuskan maksud-maksud kalimat (sentence point) yang tepat untuk setiap unit tulisan (discourse).
j.        Bisakan untuk meletakkan sentence point di bagian akhir issue, jangan dibagian akhir diskusi.
4.      Editing ragangan/ outline
Struktur outline bergantung pada banyak hal yang berhubungan dengan tujuan karangan dan kehendak penulis. Hal yang perlu diperhatikan dalam outline adalah outline harus selalu mendahulukan penjelasan masalah dan tujuan karangan supaya setiap pembaca dapat mengetahui apakah yang akan dijumpainya di dalam karangan.  
5.      Editing kebahasan
Dalam segi sintagmatik penyebab kesalahan berbahasa dapat di sebabkan dari dua hal. Yang pertama karena faktor berkurangnya konsentrasi dan perhatian. Yang kedua disebabkan kurangnya pengetahuan teoritis, kebahasaan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam editing bahasa adalah:
a.       Interferensi atau pencampuran bahasa.
b.      Kedwibahasaan atau bilingualisme.
c.       Pemerolehan bahasa.
d.      Pengajaran bahasa.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH







LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Ide dasar karya tulis ilmiah
1.      Pertama-tama langkah sebelum menulis adalah mencari, menemukan dan menentukan ide dasar yang akan dikaji
2.      Ide dirumuskan secara ringkas, dan jelas
3.      Memilih ide dasar sangat mungkin dipersepsi identik dengan memilih judul
4.      Terdiri dari kata-kata yang jelas, singkat, tidak bertele-tele, deskriptif, tidak terlalu puitis atau bombastis
Perumusan masalah
1.      Secara sederhana  masalah bias diartikan
2.      Rumusan masalah berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan pertanyaan yang menuntut jawaban
3.      Masalah harus dirumuskan dengan jelas secara spesifik
4.      Bentuk pertanyan-pertanyaan yang mendasar (apa, bagaimana, mengapa)
Sifat-sifat masalah
1.      Masalah kualitatif, contohnya: bagaimana kualitas guru bidang studi IPA ditinjau dari kemampuan mengajarnya?
2.      Masalah kuantitatif, contohnya: berapa banyak diperlukan tambahan guru akibat kenaikan jumlah siswa sebanyak 25% dari jumlah siswa saat ini?
3.      Untuk dapat merumuskan masalah penelitian diperlukan ketrampilan, teknik, atau cara mengidentifikasi masalah
4.      Setelah variabel penelitian dikemukakan, langkah selanjutnya ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan varibel tersebut
Kajian teori
1.      Setelah menemukan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, langkah berikutnya adalah menentukan jawaban sementara atau dugaan jawaban atas pertanyaan tersebut
2.      Dugaan jawaban disebut juga dengan hipotesis
3.      Membuat hipotesis, harus berpaling kepada teori yang ada dalam khazanah pengetahuan ilmiah dalam bidang yang relevan
4.      Membolehkan seseorang mengkajji teiri untuk menurunkan hipotesis dan argumentasi dalam menjelaskan hipotesis
5.      Hipotesis diajukan atas dasar berfikir rasional
Menggali data lapangan
1.      Informasi
2.      Mengkajji dulu apakah data itu sudah ada dilapangan atau belum
3.      Mengumpulkan data bias melalui, angket wawancara, dokumentasi, atau observasi
Menarik kesimpulan
1.      Kesimpulan ini adalah sintesis dari hasil penelitian
2.      Kesimpulan harus konsepsional dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ilmiah
3.      Ketafaman penyusun dalam melihat hakikat permasalahan sangat diperlukan dalam menarik kesimpulan
4.      Tebal tipisnya karya tulis bukan ukuran baik tidaknya karya tulis
5.      Yang terpenting adalah isinya
6.      Kesimpulan bukanlah ringkasan dari jawaban, melainkan generalisasi dari semua alternatif jawaban.

bahasa karya tulis ilmiah


BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan dalam karangan atau tulisan ilmiah. Ragam bahasa ilmiah lebih menekankan pada segi kelugasan, ketetapan, dan kebakuan. Maksudnya, mematuhi kaidah-kaidah gramatika menggunakan kosa kata baku, dan mematuhi kaidah-kaidah ejaan yang berlaku.
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah
1.      Bersifat lugas
2.      Mematuhi kaidah-kaidah gramatika
3.      Efektifitas kalimat-kalimatnya terpenuhi
4.      Menggunakan kosa kata baku
5.      Kalimat-kalimatnya bebas dari ambiguti
6.      Bebas dari makna kias
7.      Mematuhi persyaratan penalaran

Fungsi dan kedudukan bahasa karya tulis ilmiah
1.      Fungsi aktif adalah penggunaan bahasa untuk berkomunikasi secara aktif dengan pengguna atau pemakai bahasa lainnya (interlocutor).
2.      Fungsi pasif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan orang lain di dalam kegiatan tersebut.
3.      Fungsi respektif adalah penggunaan bahasa yang tidak melibatkan alat ucap, melainkan menggunakan penalaran untuk memahami ide orang lain.
  Bahasa dan gaya penulisan
Kriteria bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah:
1.      Kriteria diksi
Yaitu bahasa ilmiah yang harus mempergunakan pilihan-pilihan kata yang tepat.
2.      Kriteria kalimat
Yaitu penggunaan kalimat yang efektif dan paragraf yang baik.
3.      Kriteria penalaran
Yaitu kriteria menilai kalimat berdasarkan logis tidaknya penalaran suatu kalimat.
4.      Kriteria signifikansi
Yaitu kriteria karya ilmiah yang didasarkan pada nilai dan arti penting sebuah karya.
Gaya penulisan
Gaya penulisan merupakan sikap terhadap isi dan bentuk tulisan
Ciri-ciri tulisan ilmiah yang baik antara lain:
1.      Temukan kajian ditulis dalam bentuk sistematis, terstruktur dan baku
2.      Data ditulis secara objektif
3.      Tidak membingungkan pembaca
4.      Tidak membuang-buang waktu pembaca
5.      Tidak menonton dalam perangkaian
Aturan-aturan gaya penulisan karya ilmiah
1.      Penulisan kata
Penulisan kata mempunyai peranan yang penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a.       Penempatan bentuk kata
b.      Pengartian kata
c.       Pengfungsian kata
d.      Susunan kata
2.      Penulisan kalimat
Dalam penulisan ilmiah harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat antara lain:
a.       Kalimat lengkap
b.      Kalimat bertata bahasa yang benar
c.       Kalimat logis
d.      Kalimat efisien
e.       Kalimat yang variatif
3.      Penyusunan alenia atau paragraph
Alenia atau paragraf adalah satuan bahasa yang biasanya disusun oleh beberapa kalimat. Dalam menulis artikel ilmiah kita harus mampu menyusun alenia atau paragraf melalui penalaran atau runtut dan padu, sehingga pikiran kita dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
Menurut fungsinya, kalimat-kalimat yang membangun sebuah alenia:
1.      Kalimat topik (kalimat pokok)
Kalimat topik merupakan kalimat yang berisikan ide pokok atau ide utama alenia
2.      Kalimat pendukung (kalimat penjelas)
Kalimat pendukung merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri, pembentukannya selalu memerlukan kata sambung atau frase penghuung
Alenia atau paragraf yang efektif haruslah memenuhi tiga syarat
1.      Kohesi (kesatuan)
Kohesi merupakan jika seluruh kalimat dalam alenia hanya membicarakan ssatu pokok pikiran atau satu masalah
2.      Koherensi (kepaduan)
Koherensi merupakan jika aliran kalimat satu dan lainnya berjalan lancar
3.      Pengembangan alenia
a.       Pemerincian secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan.
b.      Penyusunan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur.